Hati kita itu melayang-layang seperti bulu. Apa yang dipikirkan bergantung pada apa yang ada didalam hati. Bagaimana bila hati melayang-layang pada fikiran-pikiran yang cenderung pada keburukan, lantas kita wafat ketika mengerjakannya?
Oleh : Ninih Muthmainnah



Hati kita itu melayang-layang seperti bulu. Apa yang dipikirkan bergantung pada apa yang ada didalam hati. Bagaimana bila hati melayang-layang pada fikiran-pikiran yang cenderung pada keburukan, lantas kita wafat ketika mengerjakannya? Pastinya kita tak inginkan hal itu. Untuk mengatasinya, kita mesti bebrapa kerap datang ke majelis pengetahuan.


Tiga Type Nafsu

Hati yaitu tempat bersemayamnya nafsu. Oleh karena itu hati dapat melayang-layang kemana saja berdasar pada nafsu yang bersemayam di dalamnya. Ada tiga type nafsu yang dapat kuasai hati, yakni :

1. Nafsu mutmainah, yaitu nafsu yang senantiasa mendorong untuk berbuat baik. Untuk lakukan kebaikan, orang ini sedikit memikirkan terlebih dulu, namun segera mengerjakannya.

2. Nafsu lawwamah, yakni nafsu yang tengah berproses. Untuk lakukan kebaikan, ia ada banyak memikirkan. Ia cenderung pada keburukan namun inginkan kebaikan. Misalnya, menginginkan salat tahajud namun malas bangun. Saat sadar salatnya lewatkan, ia menyalahkan sendiri namun masih tetap mengerjakannya lagi.

3. Amarah atau nafsu amarah, yakni hati yang cenderung pada keburukan. Hasratnya senantiasa ikuti udara nafsu. Hatinya bakal merasa sumpek, terkecuali orang yang memanglah telah bebal.

Bila orang telah terasa sumpek, itu tandanya nafsunya telah cenderung kedalam keburukan. Oleh karena itu kita mesti minta kelapangan hati serta hidayah Allah seperti yang tercatat dalam surah al-Anam 6 : 125,

( Baca Juga Tentang Kopi )

" Siapa saja diinginkan Allah bakal memperoleh hidayah (panduan), Dia bakal membukakan dadanya untuk (terima) Islam. Serta barangsiapa diinginkan-Nya jadi sesat, Dia menjadikan dadanya sempit serta sesak, seolah-olah dia (tengah) mendaki ke langit. Sekianlah Allah menimpakan siksa pada beberapa orang yg tidak beriman. "